Ada sebuah senyum kecil yang terbit di bibir Kinan kala dirinya mendengar semua penuturan Alicya pada pagi itu, hatinya menghangat dan gadis itu menyadarinya, ada sedikit perasaan bersalah yang mendatangi begitu sadar bahwa beberapa menit lalu Kinan sudah menolak diajak menonton bersama, tapi di detik berikutnya Kakak tertua itu justru memberikan sebuah pengertian yang sangat Kinan butuhkan.
Alicya berusaha menenangkan keadaan hatinya yang sedang kalut dengan cara yang sangat baik, gadis cantik itu mengerti tanpa perlu Kinan jelaskan dan yang paling jelas membuat Kinan mengucap syukur dalam hatinya adalah karena Alicya tidak menuntut apa pun darinya, justru gadis itu yang meminta Kinan untuk memahami semua proses ini perlahan-lahan.
Sebab akan selalu ada waktu untuk setiap perubahan, dan Kinan hanya perlu menunggu hingga waktu itu tiba saja sampai akhirnya dia bisa berbaur dengan nyaman bersama anak-anak asrama yang lainnya.
“Yaudah kalo gitu, kamu tadi bilang mau balik ke kamar ‘kan? Aku cuma mau bilang itu aja kok hehehe, aku pikir kamu perlu seseorang yang harus kasih tahu hal itu biar nggak kebingungan gimana ke depannya. Aku cuma nggak mau kamu terus jadi sosok yang menjauh, Kinan. Di sini semua anak-anak pasti akan menerima kamu dengan baik kok, kami semua mau jadi teman yang baik buat kamu selama tinggal di asrama, jadi ketika kamu udah habis masa kontraknya akan ada kenangan yang bisa diingat dan bukan hal-hal buruk aja yang jadi kenangannya.”
Alicya tersenyum hangat kepada Kinan, sekali lagi menegaskan kepada gadis itu bahwa dia tidak sendirian di dalam asrama ini, ada banyak anak yang sudah pasti mau berteman dekat dengannya dan mau mengenalnya lebih jauh, sekarang tinggal bagaimana Kinan mengatasi semua perasaan takutnya itu agar bisa berteman dengan baik dengan semua orang.
“Makasih banyak Kak Cya ... makasih karena udah mau kasih pengertian ke aku dan bilang tentang semua itu, aku senang bisa dengar itu dari kakak, sekali lagi makasih banyak. Aku balik ke kamar ya, kak, untuk sarannya pasti akan selalu aku ingat.” Kinan juga tersenyum ke arah gadis itu, dia sudah mengerti sekarang dan itu semua berkat Alicya.
Terima kasih yang dirinya sampaikan kepada gadis itu juga benar-benar sangat tulus, Kinan senang bisa mendengar semua itu dari Alicya karena jujur saja saran itu amat sangat membantu. Kinan hanya butuh kepercayaan diri untuk bisa membangun hubungan baik dengan yang lain, dan baru saja Alicya memberikan sebuah dukungan semangat yang membuat kepercayaan dirinya menjadi naik kembali.
Bertepatan dengan Kinan yang baru saja naik ke lantai dua dan masuk ke kamarnya, pada saat yang sama ada Rashi yang baru saja keluar dari kamarnya dan melihat sosok Kinan yang baru saja menghilang di balik pintu.
“Abis ngapain, Kak? Kok kayaknya kelihatan serius banget?” tanya Rashi pada Alicya yang dia lihat berada di anak tangga terakhir, kamar Rashi ada di lantai satu tapi dia bisa melihat semua itu dengan jelas.
“Itu si Kinan abis sarapan pagi sendirian,” jawab Alicya jujur tanpa menutupi apa pun.
“Sarapan sendirian jam segini?!” Kedua mata Rashi terbelalak kaget, ekspresinya sama persis seperti Alicya ketika pertama kali mengetahui informasi yang sama.
Alicya hanya mengangguk sebagai jawabannya.
“Kenapa harus makan sendirian, padahal kan nanti juga jam enam lewat kita biasanya makan sarapan sama beberapa orang yang nggak buru-buru berangkat.” Rashi cemberut, merasa kasihan membayangkan Kinan makan sendirian di pagi ini di saat ada banyak anak-anak lain yang juga tinggal di asrama yang sama.
Rashi sangat menyayangkan keputusan Kinan yang satu itu, tapi sudah terjadi maka tidak ada lagi yang bisa Rashi lakukan.
“Aku tadi udah coba bilang ke dia kok kalo nggak perlu buru-buru untuk pendekatan ke semua orang, kita semua tahu kalo Kinan pasti butuh waktu untuk pembiasaan diri, dia masih belum bisa terbuka sama kita, jadi dari kitanya juga jangan terlalu maksa, ya, Rashi.
“Cuma pesanku kalo seandainya kamu lihat kejadian kayak gini lagi, usahain untuk selalu ajak Kinan untuk setiap hal yang kalian lakuin ya, jangan tinggalin dan kucilin dia sendirian. Soalnya aku kerja dan nggak bisa selalu mantau dan ajak dia ke mana-mana, kalian yang seumuran dan punya waktu lebih banyak di asrama pasti tahu harus apa.”
Untuk saat-saat seperti ini, Alicya pasti bisa berubah menjadi sosok yang paling dewasa dan bisa memberikan petuah atau saran kepada anak-anak asrama putri yang lain. Alicya tahu bahwa ini bukan tanggung jawabnya ataupun sebuah kewajiban yang memang harus dia lakukan, hanya saja tanpa perlu disuruh pun Alicya memang sudah ingin melakukannya.
Dia ingin membuat semua anak asrama putri menjadi dekat antara satu sama lain, karena dengan begitu hubungan harmonis dalam asrama ini bisa lebih mudah untuk dibangun. Pasti akan terasa menyenangkan jika tinggal dalam kurun waktu yang lama dengan orang-orang yang bisa saling mengerti dan memahami antara satu sama lain. Tidak perlu mereka yang memiliki umur yang sama, terkadang perbedaan usia juga bisa menjadi hal yang menarik untuk sebuah pendekatan.
Sejujurnya untuk kasus Kinan, Alicya cukup khawatir jika nantinya dia tidak bisa membuat Kinan terbuka sepenuhnya dengan mereka. Alicya tidak membutuhkan gadis itu untuk menceritakan semua kisah hidupnya kepada mereka, yang Alicya butuhkan adalah Kinan yang merasa nyaman berada di sekitar mereka semua dan tidak perlu lagi menjauh dan menghindar seperti pagi ini.
Alicya adalah seorang pekerja kantoran yang pada hari kerja memiliki waktu sibuk hingga sore atau bahkan sampai malam hari jika memang diharuskan lembur, dia hanya memiliki dua hari pada akhir pekan untuk bisa mendekatkan diri kepada Kinan. Kegiatan itu yang sangat disayangkan olehnya karena tidak bisa memantau langsung bagaimana perkembangan Kinan selama tinggal di asrama ini.
Namun, Alicya bisa menghilangkan sedikit banyak rasa khawatirnya karena dia memiliki anak-anak asrama putri lainnya. Ada Rea, Bella, Rashi, dan Bintang yang tentu dia percayai dengan penuh untuk menjaga Kinan nantinya. Mereka sangat bisa diandalkan untuk urusan seperti ini ketika Alicya memang tidak bisa mengambil alih, sebab semua anak-anak di asrama Kartapati memang selalu saling membantu dan mengisi kekosongan yang ada.
Alicya tidak perlu khawatir lagi, seperti apa yang sudah dikatakan kepada Kinan sebelumnya, dia hanya perlu menunggu waktu hingga semuanya bisa berubah menjadi lebih baik. Dengan Kinan dan sifatnya yang baru yang lebih terbuka dengan orang lain dan juga dengan kehangatan asrama putri bersama anggota baru di dalamnya.
Alicya jadi tak sabar untuk menunggu waktu mereka bisa keluar dan menghabiskan waktu bersama-sama di luar asrama, pasti akan sangat menyenangkan.