Pukul sembilan malam, kedua mata Abima masih terbuka lebar dengan masing-masing netranya yang sedang fokus membaca rentetan pesan yang masih datang silih berganti di dalam grup chat utama para penghuni Asrama Kartapati.
Tidak heran lagi, grup chat itu memang biasanya ramai apalagi jika terdapat sebuah hal baru yang ingin dibicarakan oleh seluruh penghuninya, dan hari ini hal baru itu datang dari sosok penghuni baru asrama putri bernama Kanala Kinanti.
Sesi perkenalan yang gadis itu lakukan ternyata masih menjadi topik terhangat dalam pembicaraan malam itu, ada banyak sekali bubble chat yang tentu saja datang dari Anjar yang selalu ingin tahu dan selalu ingin dekat dengan semuanya, lalu pertanyaan itu pasti akan selalu ditanggapi oleh Rea dengan balasannya yang cukup sarkas.
Isi grup chat itu adalah tentang perkenalan Kinan yang diselingi dengan perdebatan keduanya. Tapi, Abima betah-betah saja membacanya, sesekali dia ikut menimbrung dan kemudian tertawa kecil ketika ada yang lucu.
Namun ada sesuatu yang membuat laki-laki itu cukup merasa heran saat ini.
“Kenapa dia jarang muncul ya? Balesnnya juga singkat-singkat banget,” komentar Abima tanpa sadar ketika melihat sebuah balasan lainnya datang dari Kinan.
Inilah isi percakapan yang sebenarnya terjadi.
Kak Anjar : Kinan di sini kok sebentar sih cuma 3 bulan aja? Kenapa enggak ambil satu tahun aja kan lumayan bisa tinggal di sini lama-lama
Bella : Kalo tinggalnya lama nanti bisa-bisa dia ketularan stressnya lo, Kak.
Kak Anjar : Kok lo jahat sih, Bell?
Kak Rea : Bella nggak jahat, yang diomongin dia bener kok. Lagian suka-suka Kinan kalo mau tinggal berapa lama, kok lo sibuk banget kak.
Kak Anjar : Re, mending lu diem.
Randu : Hadeh, udah sih, ribut mulu lo berdua.
Kak Rea : Kalo gue sama Kak Anjar gak ribut, asrama ini gak akan asik, iye gak @Kak Anjar?
Kak Anjar : Yoi, betul sekali.
Bintang : Lah, tadi perasaan baru ribut, kenapa tiba-tiba udah baikan gini? Gak asik ah, ributnya belum lama.
Kak Alicya : Kinan, enggak usah dicontoh ya yang begitu, anak-anak asrama sini memang rata-rata aneh, kamu jangan sampe ikutan kayak mereka.
Kinan : Hehe, gakpapa, lucu kok, Kak.
Abima tertawa kecil melihat percakapan tersebut, Anjar dan Rea memang selalu menjadi dua orang yang selalu membawa tawa ke dalam Asrama Kartapati, pertengkaran mereka selalu lucu dan untungnya tidak ada satupun dari mereka yang memasukkan candaan tersebut ke dalam hati sehingga tidak pernah ada yang bertengkar secara langsung hanya karena salah bicara.
Semua penghuni Asrama Kartapati sudah cukup mengenal antara satu sama lain, mereka bisa membedakan mana yang candaan dan mana yang bukan, terkadang juga jika melihat salah satu dari mereka yang moodnya sedang terlihat tidak baik, maka anak-anak yang lain tidak akan mengganggu hingga moodnya membaik atau sampai orang tersebut sudah mau bercerita secara langsung kepada yang lainnya.
Sudah lebih dari satu tahun mereka tinggal bersama, jadi tak heran jika semuanya bisa jadi sedekat ini.
Abima kembali membaca pesan yang masuk ke grup chat, menyenangkan rasanya hanya dengan membaca saja, jika sesekali ada yang lucu maka Abima akan ikut menimbrung walaupun hanya sekadar tawa saja yang bisa dia ketik di sana.
Kak Anjar : Kinan, jawab pertanyaan gue dong, kan gue penasaran :(
Kak Rea : Kinan mending jawab aja deh, ini orang kalo gak dikasih jawaban yang dia mau bisa-bisa bakal ditanyain terus sampai berbulan-bulan ke depan.
Kinan : Oh, hehe, maaf kak.
Kinan : Gue cuma ambil tiga bulan karena lombanya memang dimulai 3 bulan lagi, kalo lombanya udah selesai gue bakal pulang karena gak ada alasan lagi buat tinggal di asrama.
Kak Tara : Lomba? Memangnya ikutan lomba apa lo?
Rashi : Kak Tara ketinggalan nih, padahal sebelumnya udah dibahas.
Kak Tara : Iya, sorry, gue nggak perhatiin banget soalnya lagi banyak tugas.
Kak Tara : Maklum orang sibuk.
Abima : Sibuk banget tiap hari lo kak hahaha
Kak Tara : Iya, nih, Bim. Makanya kalo lo lagi senggang bantuin gue dong ngerjain tugas.
Dika : Kalo dibayar mah sini gue aja yang ngerjain.
Bintang : Mata duitan banget lu, bahas duit doang baru muncul.
Dika : Ye, bodo amat ya, suka-suka gue.
Kak Tara : Lo berdua sama aja, udah nggak usah berantem.
Kak Tara : Jadi Kinan ikutan lomba apa? Gue masih penasaran nih.
Kak Rea : Piano, Tar. Dia pianis, udah sering ikut lomba kemana-mana gitu, ini juga bukan pertama kalinya tinggal di kosan atau asrama gini, buat lomba ini kebetulan Kinan tinggal di Kartapati karena tempat lombanya gak begitu jauh dari Asrama.
Kak Tara : Wih, keren banget, boleh tuh nanti nonton waktu lombanya.
Kak Tara : Boleh nggak, Kinan?
Kinan : Boleh kok, Kak. Kalo mau dateng boleh aja.
Tanpa sadar Abima tersenyum kecil melihat jawaban itu, walaupun terkesan singkat dan jarang membalas, tapi Abima menyadari bahwa Kinan berusaha untuk memberikan jawaban yang tepat untuk anak-anak lainnya, sepertinya gadis itu masih sulit bersosialisasi tapi dia ingin mencoba melakukan pendekatan yang baik dengan yang lainnya.
Abima menghargai itu, walaupun dia tidak begitu mengenal Kinan dan segala latar belakang tentang gadis itu, tapi Abima menghargai keinginannya untuk mencoba dekat dengan yang lain. Setidaknya gadis itu tidak menghindar walaupun dia anak baru di asrama ini.
Abima menutup ponselnya, meletakkannya di tempat tidur dan kemudian bangkit dari posisi berbaringnya. Tubuhnya sangat lelah sekarang tapi dia belum mengantuk sehingga sulit untuk membuat dirinya sendiri tertidur, jika sudah seperti ini maka Abima harus melakukan sesuatu lebih dulu hingga dia menjadi benar-benar lelah sendirinya.
Laki-laki itu bangun, memilih untuk membersihkan dirinya karena dia belum sempat mandi setelah datang. Tidak mau seperti Galih yang langsung tertidur tanpa bebersih lebih dahulu, Abima memilih untuk masuk ke kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya sendiri.
Mungkin setelah itu Abima bisa membereskan barang-barang yang akan dia bawa esok hari menuju makam kedua orangtuanya dan mulai mencari tempat yang bagus untuk melakukan hunting foto bersama Galih. Kali ini Abima harus mengambil foto yang menarik sesuai instruksi yang diberikan.
Jika sudah benar-benar lelah maka laki-laki itu akan jatuh tertidur dengan sendirinya, Abima bukan tipe orang yang susah tertidur, dia mudah tidur jika sedang berada dalam keadaan yang sangat lelah, maka dari itu sekarang dirinya mencoba mencari banyak kesibukan agar membuat tubuhnya semakin lelah dan tidak bisa lagi dia gunakan untuk melakukan apa pun.
Ada banyak hal yang sebenarnya bisa Abima lakukan untuk mengatasi kebosanan serta membuatnya jadi lelah, mengingat bahwa sudah cukup lama Abima tidak datang ke rumah ini jadi setiap hal bisa saja ia jelajahi lagi. Di mulai dari melihat album-album fotonya, mencari barang-barang lama yang sudah ia simpan sejak lama ataupun hal-hal menarik lainnya.
Sekarang, Abima hanya perlu berpikir sekiranya apa yang bisa ia lakukan saat ini.