06. Lingkungan Baru

1181 Kata
            “Kinan ini anaknya agak tertutup sama sekitar karena terlalu sering di rumah, kami berdua sebenarnya nggak pernah membatasi dia untuk berteman dengan siapa pun, tapi memang Kinannya yang merasa lebih nyaman di rumah dan main sama piano kesayangannya, terus ditambah sekolahnya yang juga home schooling. Jadi, temannya memang sedikit karena sejak kecil juga Kinan udah aktif banget untuk les piano dan waktu bermainnya kebuang banyak karena dia milih buat fokus sama mimpinya buat jadi seorang pianis. Kinan punya teman tapi hanya sekitaran teman-teman pianisnya aja itu pun nggak terlalu dekat dan nggak pernah dia bawa ke rumah.             “Jadi, tolong dimaklumi, ya, Ta, kalo nanti seandainya anakku agak sulit berbaur sama sekitar apalagi sama teman-teman asramanya yang lain. Tapi dia udah janji kok sama aku kalo mau coba baur pelan-pelan, Kinan juga sekarang udah ngerti mana yang baiknya harus dia lakuin. Minta tolong ditemenin aja anaknya biar nggak sendirian selama di sini nanti.”             Daffa menyampainya beberapa hal yang dirasanya sangat penting kepada Karta. Dalam hati tentu dia merasa khawatir setiap kali ingin melepas Kinan untuk menetap seorang diri di kota yang bahkan berbeda dengannya, walaupun tempat ini juga merupakan tempat milik temannya yang dirasa akan lebih aman daripada asrama atau kos-kosan lain di luaran sana, tapi sebagai orangtua tentu keduanya akan selalu merasa khawatir terhadap Kinan.             “Iya, kamu tenang saja, Kinan pasti akan selalu aku jaga dengan baik selama tinggal di sini bahkan akan aku anggap seperti anakku sendiri. Karena aku juga memiliki satu putri tunggal sepertimu, walaupun ada banyak anak asrama yang juga sudah kuanggap sebagai anakku sendiri. Tapi, kamu juga tidak perlu khawatir karena anak-anak di asrama ini adalah orang-orang yang baik dan mereka pun akrab satu sama lain, jadi aku yakin bahwa Kinan pasti nanti akan bisa berbaur bersama mereka,” jawab Karta disertai senyuman yang menenangkan, bermaksud untuk mencoba menghilangkan sedikit saja kegundahan yang masih terlihat jelas menyelimuti sahabatnya itu.             Daffa tentu percaya pada Karta, jika dia tidak percaya tak mungkin sekarang mereka ada di sini. Karena rasa percaya itulah akhirnya Daffa mampu melepaskan Kinan untuk tinggal sementaa di asrama ini padahal Daffa tahu bahwa putrinya itu pasti akan selalu merasa kesulitan di awal pertemuan setiap kali dia berada dalam lingkungan yang baru.             Sebab untuk beberapa kasus sebelumnya pun selalu sama. Di asrama lamanya pada perlombaan sebelumnya, Kinan tidak pernah berhasil bersosialisasi dengan penghuni lain sehingga selama tinggal di asrama untuk menunggu perlombaan berlangsung, Kinan tidak pernah memiliki teman yang bisa dia ajak bicara dengan jangka waktu yang bisa terbilang sering. Mereka semua sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga hampir tak pernah saling mengobrol ataupun hanya sekadar bertukar sapa semata.             Sebenarnya memang mereka juga sih yang salah mencari tempat, awalnya asrama itu terlihat bagus dari luar namun orangtua Kinan tidak tahu bahwa penghuni di dalamnya memiliki sifat yang tidak perduli dengan keadaan sekitar.             Maka dari itu, Daffa berusaha mencari tempat baru ketika Kinan kembali mengikuti lomba di luar kota. Daffa dan Asti tidak bisa turut menemani karena mereka sendiri memiliki pekerjaan yang memang harus diselesaikan, dan Kinan pun menolak ketika salah satu dari kedua orangtuanya berkata ingin menemaninya. Kinan tidak mau perlombaannya justru menjadikan orang tuanya lalai dalam pekerjaan, putri semata wayangnya itu juga meyakinkan bahwa dia tidak merasa masalah jika harus dilepaskan seorang diri untuk sementara waktu karena dia bisa menjaga dirinya sendiri.             Padahal Daffa bisa saja mem-booking satu hotel khusus untuk Kinan sebagai tempat tinggal sementaranya. Namun, lagi-lagi Kinan menolak dan berkata bahwa dirinya terlalu menghambur-hamburkan uang dan Kinan tidak suka jika harus tinggal di hotel karena di sana terlalu sepi dan hening, lebih baik di sebuah asrama yang walaupun para penghuninya tidak pernah bertegur sapa, tetapi setidaknya Kinan tahu bahwa dia tidak sendirian di tempat itu.             Pada akhirnya Daffa pun mengikuti semua keinginan Kinan, terkadang putrinya itu tetap meminta beberapa keinginan terkait asramanya—seperti contohnya saat ini, yaitu memiliki sebuah piano agar bisa menjadi sarana latihan keduanya selain dengan seorang pelatih yang memang biasanya melatih Kinan ketika sedang berada di luar kota.             Tapi, Kinan juga sudah berkata padanya bahwa dia akan mencoba untuk lebih berbaur selama di sini. Gadis yang masih Daffa anggap kecil itu sudah meyakinkan dirinya bahwa dia akan selalu baik-baik saja walaupun berada jauh dari kedua orangtuanya.             Sesi pembicaraan mengenai perpindahan Kinan pun telah selesai. Kedua keluarga sudah mencapai kesepatan setelah membicarakan hal itu cukup lama, bahkan tentang bayaran yang awalnya ditolak Karta pun akhirnya diterima karena Kinan sendiri yang memaksa bahwa dia ingin menjadi seperti penghuni lain yang juga membayar biaya sewa sebagai penghuninya, Kinan tidak mau dibedakan atau sampai diistimewakan karena rasanya pasti tidak akan adil bagi penghuni lain hanya karena dia anak teman si pemilik asrama.             Karena keinginan Kinan yang mau tinggal dengan nyaman selama berada di sini akhirnya dua pemilik asrama itu menyetujui apa yang gadis itu inginkan.             Karta dan Daffa memilih untuk berbincang lebih lama selama beberapa saat karena mereka sudah cukup lama tidak bertemu, sedangkan di sisi lain Ana mulai mengajak Anti dan juga Kinan untuk berkeliling sekitaran asrama untuk melihat-lihat. Tadinya Ana ingin mengajak Kinan saja, tetapi Kinan masih belum terbiasa sehingga meminta agar Ibunya juga ikut serta untuk berkeliling.             Mereka pun meninggalkan dua pria paruh baya itu di ruang tamu untuk menghabiskan sisa waktu untuk bicara mengenang masa lalu.             Ibu Ana banyak menjelaskan bermacam-macam tempat ketika mereka mulai untuk berkeliling. Di mulai dari informasi dasar bahwa dapur rumah utama biasanya akan digunakan untuk makan bersama antar seluruh penghuni asrama Kartapati. Ibu Ana juga memberitahu bahwa Kinan bebas membuat apa pun selama ada di sini dan tidak akan ada yang melarang, karena biasanya anak-anak gadis lainnya juga suka membuat makanan di dapur mereka.             Kinan hanya mangut-mangut saja selama sesi penjelasan itu, dia suka memasak kok, sebab di rumahnya dia sering membantu sang ibu membuat beberapa cookies kesukaannya. Keterampilan memasaknya juga bisa dibilang baik dan rasanya pun pasti enak karena kedua orangtua Kinan sudah sering mencobanya. Mungkin agenda memasak ini bisa Kinan pikirkan lagi dan dia coba entah kapan, ini baru rencana yang bahkan tidak tahu akan dapat dirinya realisasikan atau tidak.             Lalu Ibu Ana membawa Kinan untuk menyambangi ruang musik, salah satu tempat yang sangat Kinan tunggu-tunggu untuk dia lihat karena terdapat satu piano untuknya berlatih selama berada di sini nanti. Kinan sangat penasaran seperti apa wujud ruangan tersebut, karena sejujurnya selain membutuhkan piano Kinan juga membutuhkan desain ruangan yang nyaman untuk tempatnya berlatih nanti.             Bukannya sombong dan memilih-milih, Kinan hanya berusaha mencari tempat yang nyaman, sebab jika tempat berlatihnya nyaman maka mood Kinan untuk berlatih pasti akan menjadi lebih bagus. Bagaimanapun juga dia akan mengikuti kompetisi, sehingga segala persiapan harus dirancang dengan sempurna.             Namun, setelah melihat tempat ini Kinan langsung suka dengan desain ruang musik di asrama ini. Warnanya terasa hangat di mata dan juga terasa sejuk, jika diperhatikan juga tidak hanya ada piano di tempat ini melainkan beberapa alat musik lainnya. Tetapi, tentu saja fokus Kinan hanya pada piano itu saja.             Jika lingkungan baru tempatnya tinggal memiliki ruang musik sebagus ini sudah bisa dipastikan bahwa Kinan akan betah tinggal di sini, kalau urusan tentang anak-anak asrama masih bisa Kinan pikirkan nanti, yang penting prioritas utamanya sudah terpenuhi sesuai keinginannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN