“Jangan terlalu membenci menantu kita, Ma.” Tidak lama setelah Alvaro mengantarkan kedua orang tuanya kembali ke rumah setelah makan malam dengan keluarga Winona, suasana hati Kalani tidak begitu baik karena usahanya untuk mendekatkan Alvaro dan Winona tidak berjalan lancar. Terlebih, perempuan itu sudah berkata kalau dia tidak ingin melanjutkan rencananya. “Aku tidak mengerti maksudmu, Pa.” Kalani menoleh sebentar melihat wajah suaminya lalu berbalik kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar. “Perjanjian itu.” Alaric mengikutinya dan mensejajarkan langkah. Kalani berhenti tepat di depan pintu kamar. “Perjanjian apa maksudnya?” Alaric mendesah pelan. “Aku sudah mengetahui semuanya jadi tidak usah berusaha menutupinya lagi dariku.” Mendengar hal itu, Kalani terdiam sesaat unt