“Terima kasih masih mau menemuiku.”
Pria yang ada di hadapannya mengangguk singkat sambil menyesap kopi panas yang dipesannya. Beberapa hari yang lalu, ada pesan dari Winona bahwa wanita itu ingin mengajaknya bertemu yang langsung disetujui oleh Alvaro tanpa berpikir panjang. Ia tahu, cepat atau lambat mereka akan duduk berdua untuk berbicara serius. Dan hari itu datang pada hari ini. Dua minggu setelah pertemuan mereka di rumah keluarga Winona.
Alvaro mencari tempat yang cukup baik untuk bertemu pada Minggu pada waktu brunch dan datang satu jam lebih awal. Di cafe yang letaknya di kawasan gedung perkantoran yang sudah pasti tidak akan terlalu banyak orang yang datang.
“Tadinya aku ingin mengenalkanmu dengan Kayana, sahabatku. Tapi sayang dia sudah kepincut sama perempuan lain.”
Seu
