Sudah sebelas tahun berlalu Larasati hidup menjadi seorang istri dan Ibu dari anak-anaknya bersama Mahesa. Tentu saja, itu bukan hal mudah untuk bertahan pada usia pernikahan belasan tahun. Mereka banyak melalui pertengkaran kecil, ketidaksepahaman, juga hal lain yang membuat keduanya pisah ranjang beberapa malam.
Meski demikian, ada waktunya mereka memikirkan posisi satu sama lain, menyadari satu persatu kesalahan dan memperbaiki hubungan kembali. Apalagi dengan keberadaan Liam yang selalu tahu kondisi kedua orang tuanya apakah mereka baik-baik saja atau sedang perang dingin.
“Laras, minggu depan aku ada perjalanan bisnis selama empat hari ke Singapura. Kamu mau ikut?”
Larasati yang saat itu sedang menyisir rambut segera menoleh dan menatap Mahesa dengan alis berkerut. Dia tahu jika sa
