BAB 84 - Larasati, Wanita Bisu Yang Diinginkan Anakku

1608 Kata

“Ma, kapan Lily bisa jalan?” tanya Liam untuk yang kesekian kalinya. Dia sudah tidak sabar untuk bermain kejar-kejaran dengan sang adik alih-alih hanya bermain cilukba dengan bayi yang hanya bisa tertawa atau menangis. “Aku bosan. Lily cuma bisa main cilukba doang.” Larasati terkikik mendengar ucapan anak laki-lakinya yang menggemaskan. Dia kemudian menjelaskan beberapa pertumbuhan yang dialami seorang bayi, mulai dari tengkurap, merangkak, lalu belajar berjalan dan menjadi seseorang yang ahli berlari. “Terus kapan?” “Satu tahun lagi,” timpal Mahesa yang baru saja meletakkan ponselnya ke atas meja. “Satu tahun lagi Lily baru bisa berjalan, tapi belum bisa lari-larian kayak kamu.” “Yah … lama banget.” Liam mendesah panjang dan bersandar pada sofa hingga tubuhnya hampir berbaring di sana

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN