Ruang rawat yang ditempati oleh Raffa mulai terasa sunyi, tinggal Sasha, Bunda Fian dan Raffa, sedangkan yang lainnya berpamitan untuk pulang, walau maksudnya agar Sasha bisa menenangi dirinya sejenak tanpa kehadiran keluarga Rayyan. Sasha melepaskan kacamatanya lalu mengusap matanya yang sudah membengkak, sesekali dia juga menghela napas panjang penuh rasa kekecewaan. Bunda Fian masih duduk di sampingnya seraya tangannya membelai punggung anak asuhnya tersebut. “Berpikirlah dengan jernih sebelum memutuskan segala hal, kecewa itu boleh saja, dan kamu dengar sendiri suami kamu juga dalam keadaan dijebak sama halnya denganmu. Jadi jangan terlalu kamu menyalahkannya, semua sudah suratan takdir Allah yang berkehendak, terimalah dengan hati yang lapang,” tutur Bunda Fian dengan lembutnya. Sa