23.

1932 Kata

Pertemuan itu berakhir dengan sangat cepat. Tidak ada pembicaraan mengenai perjodohan karena sepanjang malam pembicaraan hanya didominasi dengan perbincangan para pria dan pekerjaan mereka. Ketika kemudian mereka bubar, Carina tidak banyak berkata dan memilih untuk undur diri pada ibu dan juga ayahnya. Carina memutuskan untuk tidak langsung kembali ke apartemen. Ia merasa bahwa dirinya butuh waktu untuk mencerna semua kejadian yang terjadi. Sebenarnya, selama ini dirinya yang terlalu bodoh, atau mereka yang terlalu pintar hingga menjadikan kejadian demi kejadian terjadi seolah itu suatu ketidaksengajaan. Padahal faktanya, semua ini tampak terorganisir dengan baik. Ayahnya, Pak Wahid, pamannya, sahabatnya dan juga Agam sendiri selama ini tampaknya memiliki tujuan mereka sendiri. Sementar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN