Keenan meninggalkan Ayesha sendiri. Tak mempedulikan segala ocehan perempuan itu. Bahkan, saat seperti ini Ayesha masih sanggup membela diri. Rupanya Ayesha terlalu pecundang untuk mengakui segala kesalahannya. Keenan pulang ke rumah pribadinya. Mengambil baju-baju dan buku-buku. Memindahkan semuanya ke koper. Setelah selesai, Keenan menghela nafas berkali-kali. Dia sudah mantap dengan keputusan yang dia ambil. Keenan mengambil kertas juga bolpoin. Menuliskan beberapa coretan kata demi kata. Setelah semua selesai. Keenan mampir ke rumah sakit, menitipkan sesuatu pada ibu mertuanya. Keenan menatap wajah Ayesha yang tertidur seraya tersenyum damai. Dengan langkah sedikit goyah, Keenan mendekati Ayesha. Mengecup pelan kening Ayesha dan mengelus lembut perutnya. "Bu, Keenan pamit dulu!" uca