Jeremy yang mendengar kabar Arum sudah semakin membaik dan tidak mengamuk lagi membuat dia merasa senang. Ia melangkah perlahan di lorong rumah sakit jiwa, matanya menelusuri setiap ruangan hingga akhirnya menemukan Arum yang sedang duduk di depan ruangannya, menikmati roti dengan tenang. Ia menghela napas. Sudah lama sejak terakhir kali ia melihat Arum dalam keadaan setenang ini. Tanpa ragu, Jeremy melangkah mendekat dan duduk di sampingnya. Arum menoleh sekilas, menatap mantan suaminya itu. Tatapan dingin, tanpa ekspresi. Namun di dalam matanya, Jeremy tahu ada sesuatu yang disembunyikan. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Arum, suaranya terdengar datar. Jeremy tersenyum tipis. "Aku dengar seminggu lagi kau sudah boleh pulang." Arum menghentikan kunyahannya sejenak, lal