Bab 05

1039 Kata
Briana yang selesai mandi menatap dirinya di depan cermin menggunakan lingerie hitam yang baru dibeli olehnya kemarin. Hmm… ternyata dia sangat cantik sekali. Briana memang baru 23 tahun tapi dia begitu luar biasa cantik sekali, siapa yang tidak akan tertarik pada dirinya? Yang cantik dan seksi ini. Lihat ini! Dada Briana berisi dan bokongnya berisi. Beruntunglah Briana, karena memiliki keturunan latin dari mendiang ayahnya. Sehingga dia terlahir sebagai blasteran yang begitu cantik. Body goals Ariel Tatum saja kalah oleh dirinya. Briana tertawa kecil dengan pemikirannya itu. “Bri! Kamu di dalam? Keluar dulu Nak. Makan malam.” Briana menatap pintu kamar. “Iya Ma!” Briana berteriak dan segera mengganti pakaiannya dan tidak mungkin memakai lingerie turun ke bawah menemui papa tirinya itu dengan pakaian yang tidak sopan. Yang ada nanti dia naik ke atas pangkuan ayah tirinya. Briana memakai celana pendek sepaha dan baju kaos yang begitu ketat di badannya. Briana keluar dari dalam kamar. Lalu ia turun dan menatap seluruh sudut rumah ini. Yang memang sangat bagus sekali dan begitu mewah. Briana tidak tahu, seberapa kaya ayah tirinya ini. Karena Briana tidak mencari tahu. “Bri! Cepat!” Briana mengangguk pada ibunya yang menyuruh Briana untuk cepat duduk di kursi meja makan. Briana duduk di kursi meja makan, menatap semua makanan yang ada di meja makan. Tersaji begitu banyak sekali. Padahal yang makan hanya tiga orang saja. “Briana, kamu suka dengan kamarnya?” Briana menatap pada ayah tirinya dan mengangguk pelan. “Pasti dia suka sayang. Soalnya kamar Briana yang di rumah lama kami tidak sebesar itu. Benarkan Bri?” tanya Arum tersenyum manis pada Briana. Briana mengangguk. “Benar Pa. Kamarnya sangat luas dan Briana suka dengan kamarnya sangat besar.” Jawab Briana tersenyum pada Jeremy. Jeremy mengangguk, memperhatikan bagaimana cantiknya putri tirinya. Uhh… kenapa mata Jeremy malah menatap pada gundukan kembar Briana yang begitu besar dan tampak sangat ingin dipegang oleh Jeremy. “Ehem! Syukurlah kalau kamu suka dengan kamarnya Briana. Karena saya khawatir, kalau kamu tidak suka. Biar nanti saya suruh orang-orang untuk merubah kamar kamu lebih nyaman atau kamu pindah ke kamar yang lain.” Briana mengulum senyum mendengar apa yang dikatakan oleh Papa tirinya itu barusan padanya. Briana menggeleng, “Tidak perlu untuk pindah kamar Pa. Lagian kamar yang sekarang itu sangat nyaman.” Apalagi kalau dalam pelukan Papa. Oh s**t! Briana sudah rusak pikiran dan otaknya sekarang. Bisa-bisanya dia berkata seperti itu. Dan menatap papa tirinya dengan intens, Briana membayangkan bagaimana tubuh Papa tirinya itu tidak berpakaian dan bagimana milik– “Kau tidak memakan makananmu Bri?!” Briana terkejut mendengar apa yang ditanyakan oleh Papa tirinya itu. Briana tertawa kecil. Dan salah tingkah sekarang. Sial. Kenapa bisa-bisanya dia membayangkan hal itu saat dirinya sedang makan malam bersama dengan mamanya dan juga papa tirinya ini. “Ohh… maaf. Briana tadi memikirkan pekerjaan. Jadi melamun, soalnya bulan ini, Briana belum capai target.” Dusta Briana yang tidak bisa berkata jujur, kalau dia membayangkan tubuh Papa tirinya yang begitu seksi dan menggoda. Arum memutar bola matanya. “Mama sudah bilang sama kamu Briana. Kalau kamu berhenti saja dari pekerjaan kamu itu. Buat kamu lelah saja, dan gajinya tidak seberapa.” Briana meringis. “Kalau Briana berhenti. Briana mau kerja dimana Ma?” “Gampang itu! Sayang, di perusahaan kamu ada lowongan pekerjaan nggak? Kasih Briana kerja dong. Kamu nggak kasihan lihat anak aku, dia kerja keras kayak gitu?” Tanya Arum manja pada Jeremy. Jeremy melihat Briana dan menjilat bibirnya. “Briana, kamu mau jadi sekretaris Papa?” Tanya Jeremy. Briana mendengar itu terkejut. Sekretaris? Uhhmm… sekretaris yang bisa melayani Papa juga bukan? Otak Briana sepertinya memang sudah kotor. Karena dia bisa-bisanya membayangkan hal itu. Dimana Papa tirinya itu sudah berbaik hati mau memberikan pekerjaan pada Briana. Briana mengulum senyum. “Tapi, Briana tidak bisa menerima begitu saja Pa. Papa tahu bukan, kalau nanti orang-orang di perusahaan akan menggunjing dan berkata pilih kasih. Karena tahu Briana ini anak tiri Papa, langsung saja menjadi sekretaris. Lebih baik terima Briana menjadi bawahan saja dulu.” “Tidak Briana. Karena kau katanya sangat hebat sekali dalam bidang bekerja. Dan sudah membantu perusahaan ayahmu juga dulu, jadi, saya tidak mau kamu jadi karyawan biasa. Kamu tetap menjadi sekretaris saya. Kamu tidak perlu takut dengan semua yang dikatakan oleh orang-orang di perusahaan. Untuk apa mendengarkan apa yang dikatakan oleh mereka semua. Yang menjadi pemilik perusahaan itu saya. Bukan mereka.” Ucap Jeremy memang terdengar sombong. Tapi bukankah seperti itu faktanya? “Benar apa yang dikatakan oleh Papa kamu Briana. Sudah, kamu jangan mikirin orang lain. Kamu jadi sekretaris Papa kamu. Terus itu Marko! Katanya kamu sudah putus sama dia ya?” Tanya Arum. Briana menaikan sebelah alis. “Dari mana Mama tahu?” “Ohh… jangan salah. Lena yang beritahu sama Mama. Waktu Mama ke salon kemarin. Dan bilang kalau kamu sudah putus sama Marko. Bagus itu. Akhirnya kamu putus sama lelaki modelan kayak gitu. Mama tidak suka pada Marko, dia itu hanya memanfaatkan kamu saja. Kamu bisa mendapatkan yang lebih baik dari Marko.” Briana hanya diam dan tidak mengatakan apapun. “Memangnya Marko siapa? Kekasih kamu?” Tanya Jeremy menyuap makanan ke dalam mulutnya dan ikut menimbrung. “Iya, dia kekasih Briana. Tapi dia itu miskin dan suka minta uang sama Briana. Makanya aku nggak suka sama dia. Dia itu nggak baik untuk Briana, putriku yang cantik dan manis ini.” Jawab Arum. “Kalau begitu, dia memang tidak pantas untuk kamu Briana. Dia memang tidak baik. Lebih baik kamu cari lelaki yang lebih baik dibanding dia.” Ucap Jeremy. Briana hanya diam dan tidak mengatakan apapun. “Nah, denger apa yang dikatakan sama Papa kamu. Dia nggak baik. Tapi syukurnya kamu sama Marko itu sudah putus. Buat Mama senang dengar kamu sama Marko putus.” Ucap Arum. Briana mengangguk. “Hhm.. iya Ma. Lagian Briana juga nggak sedih putus dari Marko.” “Cih, untuk apa sedih. Kamu itu cantik dan punya segalanya. Sudah. Kamu bisa mendapatkan yang lebih dari Marko. Mama saja bisa mendapatkan Papa Jeremy yang luar biasa, masa kamu tidak bisa.” Ucap Arum tersenyum. Briana mengulum senyum… dia juga sudah mendapatkan yang lebih. Mr. J. Briana berharap lelaki itu segagah Jeremy, dan memang tampan dan terbaik untuk dibanggakan oleh dirinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN