Arum berbaring di ranjangnya, matanya terpejam namun pikirannya masih melayang. Malam di rumah sakit jiwa ini selalu sunyi, hanya sesekali terdengar suara langkah kaki perawat yang berjaga. Namun, malam ini berbeda. Sebuah suara mendesis lirih terdengar dari bawah ranjangnya. Arum membuka matanya perlahan. Awalnya, ia mengira itu hanya imajinasinya. Tapi suara itu semakin jelas. Dengan napas tertahan, ia menundukkan kepalanya dan mengintip ke bawah ranjang. Matanya membesar saat melihat seekor anak ular kobra kecil melingkar di sana, tubuhnya bergerak perlahan, kepalanya sedikit terangkat. Jantung Arum berdetak kencang. Tangannya bergetar saat ia menggenggam selimutnya erat-erat. Ia ingin menjerit, tapi suaranya tercekat di tenggorokannya. Dengan panik, ia mengedarkan pandangannya ke sel