Briana berdiri di dapur, tangannya cekatan mengaduk nasi goreng di atas wajan panas. Aroma bawang putih dan kecap manis memenuhi ruangan, membuat perutnya sendiri sedikit lapar. Ia bisa saja meminta bantuan pelayan, tapi kali ini ia ingin melakukannya sendiri. Ia ingin memberikan yang terbaik untuk Jeremy dan Lolita. Sesekali ia menoleh ke ruang tengah. Di sana, Jeremy duduk di sofa, memangku Jevian yang tampak mengoceh sendiri, sementara Lolita duduk di lantai dengan buku gambarnya. Gadis kecil itu tampak serius menggambar, pensil warna berserakan di sekelilingnya. Briana tersenyum kecil sebelum kembali fokus pada masakannya. Setelah merasa nasi gorengnya cukup matang, ia mematikan kompor dan mulai menyajikan makanan ke atas piring. Ia menata semuanya dengan rapi di meja makan, mema