Bab 25

1785 Kata

Briana menuruni tangga dengan langkah perlahan, tubuhnya terasa berat setelah semalaman tidak bisa tidur. Lingkar mata menghitam di wajahnya menjadi saksi kegelisahan yang ia rasakan. Semalam, pikirannya tak henti-hentinya berputar pada hal yang sama: betapa buruknya dirinya sebagai seorang anak. Betapa rendah dirinya telah mengkhianati Arum, wanita yang selama ini ia panggil Mama. Ketika Briana sampai di ruang makan, ia melihat Arum sedang sibuk menyiapkan sarapan. Wanita itu tampak segar pagi ini, mengenakan apron hijau dengan rambut yang diikat rapi. Begitu melihat Briana, Arum langsung menghampirinya. “Briana, ada apa dengan matamu? Kok hitam sekali?” tanya Arum dengan nada penuh perhatian. Tangannya terangkat, menyentuh pipi Briana dengan lembut. Briana tersenyum kecil, menco

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN