Lolita berdiri membeku di tempatnya, jantungnya berdentum kencang ketika pintu ruang ganti terbuka begitu saja. Matanya melebar saat melihat sosok yang muncul di ambang pintu. David Adrian Wijaya. Lelaki itu bersandar santai di kusen pintu, dengan seringai khasnya yang membuat darah Lolita mendidih. Matanya yang tajam mengamati tubuh Lolita yang hanya mengenakan bra dan rok pendek, seolah menikmati pemandangan yang tersaji di depannya. Lolita segera meraih blazer yang tergantung di dekatnya, lalu menutupi tubuhnya dengan cepat. "David! Keluar!" serunya dengan suara tertahan, wajahnya merah padam karena malu dan marah. Alih-alih menurut, David malah menutup pintu di belakangnya dan menyandarkan tubuhnya di sana dengan ekspresi tenang. "Kenapa? Aku hanya ingin berbicara sebentar,