Gudang tua itu gelap dan berdebu. Bau kayu lapuk, karat, dan tanah lembap bercampur, menciptakan aroma pengap yang menusuk hidung. Satu-satunya sumber cahaya berasal dari bohlam redup yang menggantung di langit-langit, bergoyang pelan setiap kali angin masuk melalui celah dinding yang retak. Di tengah ruangan, Briana terikat erat di sebuah kursi kayu yang sudah reyot. Kedua tangannya diikat ke belakang dengan tali kasar yang melukai pergelangannya. Pergelangan kakinya pun diikat, membuatnya tak bisa bergerak sedikit pun. Tubuhnya lunglai, lelah setelah berjam-jam berada dalam posisi yang sama. Napasnya tersengal, dadanya naik turun dengan cepat. Namun, bukan kelelahan yang membuat tubuhnya gemetar. Bukan pula udara dingin yang merayap dari lantai. Tapi wanita yang berdiri di hadap