Klub malam itu ramai, musik berdentum kencang, lampu-lampu berkelap-kelip dalam berbagai warna, dan orang-orang menari mengikuti irama. Di sudut VIP, Jeremy duduk dengan wajah datar, menyesali keputusannya membawa istrinya yang sedang hamil lima bulan ke tempat seperti ini. Briana, di sisi lain, tampak sangat menikmati suasana. Wajahnya berseri-seri saat melihat Zitta dan Lena masuk ke klub. Kedua temannya masih tampak syok, menatap Briana seperti melihat hal yang mustahil. “Briana, kau serius?” Zitta bertanya begitu mendekat. “Serius banget!” Briana berseru riang, lalu tanpa pikir panjang, dia berlari ke arah mereka. Jeremy langsung tersentak. “Briana! Jangan berlari!” Briana berhenti tepat di depan Zitta dan Lena, terkikik pelan. “Aku baik-baik saja, sayang.” Jeremy men