Jeremy duduk di kursi belakang rumah, menghela napas berulang kali. Wajahnya tampak frustrasi, pikirannya kacau sejak Briana marah padanya. Lolita, putrinya yang berusia 13 tahun, mendekati ayahnya dengan langkah pelan. Ia duduk di samping Jeremy dan memperhatikan wajah sang ayah. "Papa kenapa sih? Dari tadi hela napas berat terus," tanya Lolita, mencoba mencairkan suasana. Jeremy menoleh, tersenyum tipis, lalu mengusap wajahnya. "Papa dan Mama masih belum baikan," jawabnya lirih. Lolita tersenyum penuh arti. Ia sudah tahu bagaimana cara mendamaikan kedua orang tuanya. "Pa, gimana kalau Papa bikin makan malam romantis buat Mama? Enggak usah ke restoran. Di halaman belakang aja. Kan lebih spesial," usulnya dengan mata berbinar. Jeremy menatap putrinya dengan penuh rasa terima