Briana memperhatikan putrinya yang duduk diam di balkon dengan tatapan kosong. Sudah beberapa hari ini Lolita tampak murung, meskipun ia berusaha menyembunyikannya dengan senyuman. Namun, sebagai seorang ibu, Briana tahu persis kapan putrinya sedang baik-baik saja dan kapan tidak. Ia menghela napas pelan sebelum berjalan mendekati Lolita. Dengan lembut, ia mengusap bahu putrinya, membuat Lolita tersentak kecil sebelum menoleh. “Mama?” Lolita menatap Briana dengan sedikit terkejut, tetapi segera tersenyum kecil. Briana membalas senyum itu, meskipun hatinya sedikit perih melihat Lolita yang berusaha menutupi perasaannya. Ia duduk di sebelah Lolita, merangkul bahunya dengan erat. “Sayang, kenapa masih murung?” tanyanya dengan lembut. “Bukankah kau bilang ingin melupakan semuanya d