Di tengah hutan yang sunyi, Arum duduk di atas tanah yang lembap, bersandar pada batang pohon tua yang besar. Malam semakin larut, tetapi ia tidak peduli. Tangan kotor dan tubuh yang bau keringat tidak membuatnya merasa jijik seperti dulu. Ia sudah terlalu terbiasa hidup dalam pelarian selama berminggu-minggu. Di pangkuannya, ada dua potong roti kering yang ia temukan di desa kecil saat ia mengendap-endap mencari makanan. Ia menggigitnya perlahan, rasanya hambar dan keras, jauh dari makanan enak yang dulu selalu tersedia di rumahnya. Arum menghela napas panjang. Matanya memandang tangannya yang dulu halus dan bersih, kini penuh debu dan luka kecil. Kenapa semuanya jadi seperti ini? Seharusnya dia bisa bahagia dengan Jeremy. Seharusnya mereka tetap bersama. Briana telah merusak