63. Poligami

1247 Kata

“Tapi setelah Nabila tau kalu kamu udah punya istri, kulihat dia tetap tampak tegar. Tetap punya senyum,” sahut Salwa. “Dia wonder women, perempuan kuat. Tapi sayangnya, penyakitnya itu ngebuat Nabila terbaring lemah. Nabila cuma bisa ngeliatin langit-langit kamar kayak ada yang lagi diliatin. Diam kayak patung. Dulu aku memang kesel sama Nabila. Aku muak sama dia. Itu karena aku cemburu.” Kata-kata Salwa, membuat Ayub terus menatap mata Salwa yang bening. “Terlebih waktu ngeliat kamu nyentuh Nabila, terus menggendongnya. Dadaku panas banget,” lanjut Salwa. Sesaat ia terdiam. Ayub jadi bingung menentukan sikap. Apakah ia harus menguraikan kata-kata manis untuk membalasnya? Menggodanya? Atau menyentuh kedua pipinya dan mengucapkan kata cinta? Ah, lebay. Ayub hanya diam men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN