51. Pemfitnahan

1252 Kata

Ayub gugup. Berjalan mundur. Sementara gadis berambut panjang di depannya melangkah maju, mendekatinya. “Ayub Al Hafiz!” tatapan gadis bertubuh tinggi semampai itu menyala-nyala. Mengamati wajah, turun ke rahang kokoh, sampai ke d**a bidang, perut petak-petak berotot yang terbentuk jelas melalui kemeja Ayub yang ketat. “Kau sangat menawan!” Ayub membeku ketika tumit kakinya bersentuhan dengan dinding hingga memaksa punggungnya menyandar di dinding dan tersudut di sana. Napasnya tertahan ketika gadis itu menjulurkan tangan ke arahnya dan membelai dadanya. Ia ingin pergi, lalu mengumpulkan keberanian untuk menghindar, tapi entah kenapa kakinya tidak beranjak. Tubuhnya pun seperti patung yang kaku dan tidak bisa bergerak. Punggung tangannya menyeka keringat dingin yang mengaliri pel

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN