52. Terungkap

1177 Kata

“Mukamu keliatan pucat setelah keluar dari tahanan.” Tangan Mak Lina menunjuk-nunjuk muka Ayub. “Apa mereka menyiksamu begitu kejam sampai wajah tampanmu jadi begini?” komentarnya mengamati wajah pemuda tampan itu yang dipenuhi bekas luka dan perban. “Semua stasiun televisi, koran dan media masa memberitakan klarifikasi tentang kamu yang terbukti bukan teroris. Oya, aku turut bersedih atas rumahmu yang dibakar massa.” Muka Mak Lina berubah menyesal. “Aksi pembakaran rumah itu didorong kemarahan kami yang mengira bahwa kamu adalah seorang teroris. Dan kami menganggapmu nggak pantas tinggal di lingkungan kami. Tapi ternyata kami keliru. Aku minta maaf karena ikut-ikutan membakar rumahmu.” “Masih ada satu alasan lain yang membuat kalian nggak perlu menyesalinya.” “Alasan apa lagi?”

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN