“Apa yang terjadi?” tanya Ayub. “Emangnya mimpi apaan, sih? Kok, sampe kayak diuber jin iprit gitu?” Salwa mengatur napas. “Aku nggak tau harus cerita dari mana. Tapi aku ngeliat api dimana-mana. Api itu menyala-nyala di depanku. Ada liang besar kayak kubangan yang di dalamnya hanya terlihat bara api yang membara. Kayu bakarnya adalah manusia. Semuanya menjerit dan meminta ampunan. Mereka sangat menyedihkan. Disiksa. Mengerikan. Menakutkan. Aku juga lihat ada jembatan yang disediakan untuk menyeberang. Tapi jembatan itu kecil banget, kayak benang tipis yang dibelah-belah jadi sangat kecil. Semua orang yang berbaris dan berjalan di depanku melewatinya, satu per satu terjatuh ke dalam liang raksasa dan merasakan panasnya bara api berwarna hitam. Ada yang berlari menyeberan