“Kamu mau apa?” tanya Ayub ketika Salwa mendekatkan wajahnya. “Liat aja entar,” ucap Salwa sambil memiringkan wajah. Ayub memundurkan kepala hingga jarak mereka agak menjauh. “Kamu mau menciumku?” “Suka-suka akulah. Aku yang punya bibir.” Ayub tersenyum. Jawaban konyol. “Nyium doang, atau lebih dari itu?” goda Ayub. “Maumu?” “Aku ikuti kemauanmu aja.” “Makanya jangan banyak tanya. Ikuti aja.” Salwa mencium pipi Ayub. “Akhirnya kamu penasaran juga.” “Tapi jangan bilang aku yang kalah karena minta mesra-mesraan lebih dulu. Umurmu udah dua puluh dua taon, udah lulus kuliah, jadi ngalah sama yang muda.” Ayub diam. Ya sudah, ngalah saja. Ia merasa seperti sedang berpacaran. Rasanya grogi saat berdekatan dengan istri sendiri. Sekarang wajah mereka sudah berada di jarak s