Sesampainya mereka di depan pintu, Zul langsung menyambut dan memeluk Ayub sebentar. Di punggungnya menyangkut sebuah ransel abu-abu. “Akhirnya yang ditunggu-tunggu dateng juga.” Zul menggebu-gebu. “Itu kenapa bawa ransel segede gini? Kayak mau camping aja?” gurau Ayub. “He he… Itu mah nggak penting.” Zul terkekeh. “Syukurlah kamu datang. Hampir aja aku menjemput dan menyeretmu kesini. Gimana bisa kamu nggak datang di acara yang udah kita sepakati bersama?” Zul beralih menatap Salwa. “Ini Salwa? waaooow… dia keliatan lebih dewasa. Kamu nggak salah milih….” “Nabila, tolong bawa Salwa masuk bersamamu!” potong Ayub dan berhasil membuat Zul menghentikan ucapannya. Akan panjang urusannya jika Zul menyeletuk bahwa Salwa adalah istri Ayub. Nabila tersenum menatap Salwa. “Ay