Revan sial! Faraz mengumpat dalam hati. Tiba-tiba Faraz jadi teringat akan pesan singkat dari nomor yang tak dikenalnya tempo hari. “Jangan-jangan selama ini juga lo yang ngirim SMS sama gue? Iya?! Lo masih terobsesi sama istri gue? Tolong ya, lupain Lisa. dia udah jadi istri gue sekarang dan kita udah saling cinta.” Revan tersenyum sinis lalu berdecih. “Yes, you’re right, Man!” (Ya, kamu benar!) Revan menjauh beberapa langkah dari tempatnya berdiri. “Lo tahu, gue pacaran sama Lisa itu dari zaman SMA, kuliah bahkan sampai kerja. Lo pasti tahu seberapa dalam perasaan gue sama Lisa. Lo juga pasti ngerasain hal yang sama kan sama Annisa? Lo udah suka sama Annisa dari zaman lo kecil, kan? Apa segampang itu membunuh perasaan cinta yang udah berurat berakar di hati kita, Raz? Ayolah, sebagai