Faraz sedang menemani dua keponakannya mengerjakan PR. Diva mengerjakan PR matematika sedangkan Dafa mengerjakan PR bahasa inggris. Dua bocah itu sangat senang bisa memiliki om seperti Faraz. Om Kasep idaman mereka. Faraz dengan mudahnya menjelaskan materi matematika pada Diva sedangkan Dafa hanya bisa memandang takjub omnya itu karena sangat fasih dan lancar berbahasa inggris. “Wah, Om pinter banget bahasa inggrisnya. Kok bisa sih, Om?” tanya Dafa takjub. Faraz terkekeh mendengar pertanyaan polos Dafa. Tentu saja dia mahir bahasa inggris. Dulu, sewaktu di Belanda juga dia menggunakan bahasa inggris. Meski memiliki bahasa sendiri yaitu bahasa Belanda, masyarakat di sana juga fasih berbahasa inggris. Selama kuliah dan bergaul pun Faraz lebih banyak menggunakan bahasa Inggris sebagai baha