Rahasia Yang Terbongkar

1142 Kata

Hilda menutup pintu kamarnya perlahan. Suara kunci beradu terdengar samar, lalu ia bersandar sejenak pada daun pintu. Nafasnya tampak tenang, namun mata yang memantul di cermin besar menunjukkan sebaliknya. Ada bara yang membara di balik tatapannya. Ia berjalan ke meja rias, melepas anting satu per satu dengan gerakan anggun. Tangannya berhenti di atas kalung yang melingkar di leher, seakan pikirannya masih tertahan pada kejadian barusan. Suara desis lirih keluar dari bibirnya. “Kenapa Arsenio ikut campur. Seharusnya dia membiarkanku menegur gadis itu.” Hilda menatap bayangannya di cermin. Senyum tipis muncul, tetapi bukan senyum hangat, melainkan dingin dan penuh hitungan. Ia teringat tatapan Arsenio tadi, tatapan yang berdiri sebagai penghalang antara dirinya dan Mikayla. Tatapan yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN