Keberadaan Mikayla

1105 Kata

Pintu kayu itu mengeluarkan suara serak saat terbuka. Mikayla melangkah masuk perlahan, membiarkan udara lembap menyambutnya. Rumah itu tampak asing tapi akrab dalam cara yang aneh. Sudut-sudutnya seperti menyimpan sesuatu yang tak bisa ia ingat. Ia berdiri sejenak di ambang pintu, menatap seisi ruangan yang tertutup debu. Kain putih menutupi perabot lama, sarang laba-laba menggantung di sudut-sudut atap, dan lantai kayu berderit tiap kali diinjak. Tangannya menyentuh pinggiran meja. Kaku. Dingin. Rumah ini dulu milik neneknya, satu-satunya warisan dari pihak ayah yang tak pernah disentuh siapa pun. Tak ada yang tahu rumah ini, bahkan Hilda. Apalagi Mahendra. Tempat ini seperti dunia kecil yang hanya hidup di kepalanya. Mikayla menarik napas dan mulai menyapu lantai. Debu-debu beterban

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN