"Satu bulan lagi kita SAH, Yoan. Pas tepat di hari ulang tahunku dan keesokkan harinya kau akan menikahi kamu," ucapku lantang. Lagi -lagi Yoan menatapku seolah tak percaya. Satu bulan bukanlah waktu yang sebentar, dan masih banyak yang bisa terjadi dalam waktu satu bulan itu termasuk soal pasangan hidup nantinya. "Kamu yakin? Kamu bisa pegang janji kamu?" tanya Yoan pelan sambil merapikan pakaiannya. Aku berjalan mendekati Yoan dan memegang dagu calon istriku itu. Ku ciumi perlahan. "Aku tidak mau melakukan kesalahan untuk kedua kalinya. Aku tidak mau kehilangn kamu lagi, Yoan. Apalagi haru berpisah dengan kedua buah hati kita. Ini moment yang selalu aku tunggu. Aku sudah berubah, tidak seperti dulu," ucapku meyakinkan Yoan. "Buktikan saja. Aku tidak perlu janji atau sebuah kata -ka