Chapter 52 - Pepet Rivendra

1281 Kata
Reya membuka aplikasi chatting yang sangat populer di gunakan di negara ini tersebut, deretan nomor yang memang faktanya belum dia save itu segera dia buka dan langsung memasuki room chat-nya, yang mana terakhir kali di terlihat itu ketika dirinya di abaikan. Rivendra, entahlah Reya bahkan tidak tau siapa namanya pria sebenarnya. Yang pasti dia juga dari keluarga yang sama seperti pria yang saat ini memegang iPad di tangan kanannya, memangku laptop, dan satu lagi memegang ponsel di depan sana, pria yang Reya maksud adalah Ronal. Yang hingga malam ini masih nampak sibuk bekerja tersebut. Reya tak mau memperdulikan lebih di sana, dia memilih langsung mengetikkan sesuatu, hanya satu kata dan akhirnya dia langsung mengirimnya kepada pria yang sudah di harap harap akan menanggapinya kali ini. Ya bagaimana ya, Reya kan masih ingat padahal pria itu sebelumnya yang ngotot berkenalan dengannya sampai menelfon dua kali loh, yakali sekarang berubah fikiran dengan begitu cepatnya. ____ +68xxx: 'Malam' ____ Jujur sebenarnya Reya cukup malu mengetikkan kata tersebut, dia merasa jadi tidak selaku itu karena berusaha keras untuk meminta perhatian walaupun pesannya dulu saja tidak di balas. Beberapa detik berlalu setelah pesan berhasil di kirim, rupanya tanda centang dua dalam pesan itu langsung berubah warna menjadi biru, benar benar dalam sekejap, Terbaca ..., Reya cukup panik sampai menutup mulutnya sendiri saking cepatnya sepupu teman reno ini membuka pesan. Dia yang sudah berfikir mungkin juga akan di abaikan lagi pun, tidak habis ide di sana, makanya Reya buru buru mengetikkan pesan lagi. bodo amat jika di katain menjilat ludah sendiri atau Reya yang sudah macam cewek gatel bukan main itu. Reya sedikit berfikir keras tentang apa yang mungkin bisa di ketikkan, dan setelah berlalu tiga menit, akhirnya otaknya pun mendapat suatu ide, Dia buru buru mengetik di sana, ___ +628xxx: 'Kamu kakak sepupunya Doni ya?' ___ Gilak! cringe abies ... Arrghh ... Reya sadar itu kalau dirinya benar benar cringe, namun ya bagaimana lagi ya gaes ya, Reya tidak ada pilihan lain. Apalagi Reya menggunakan kata 'kamu' tanpa canggung canggung. Sial, Reya merasa menggunakan kata kamu bisa membuat keduanya makin dekat dengan cepat. Jadi ya mau bagaimana lagi. Dengan harap harap cemas, akhirnya pesan Reya pun di baca oleh pria Rivendra itu. Sungguh tidak bisa di pungkiri kalau jantung Reya saat ini tengah berdegup kencang tak karuan. "Huh," Tapi baru juga Reya mengetikkan pesan singkat lagi, dia malah di kejutkan dengan adanya suara dengusan dari kamar itu, yang tak lain tak bukan berasal dari Ronal di depan sana. Pandangan Reya terangkat yang mulanya dari layar ponsel menjadi menuju ranjang di depan sana. Sontak dahi Reya juga menyusul untuk berkerut, aneh sekali kenapa pula pria itu _Ronal_ tiba tiba mendengus tanpa sebab sambil melihat ponsel. Cih ... Tidak mau melanjutkan memikirkan Ronal yang tidak penting. Reya pun kembali fokus pada ponsel. Dia harus ingat tujuan utamanya, yakni mengikat si Rivendra sepupu teman Reno, agar hidupnya makmur tanpa kendala dari bos Dhini. Haha ... Reya mengetikkan pesan lagi, ___ +628xxx: 'Aku pengen mengenal dekat kamu.' ___ Woilah ... Gila saja, apanya yang ingin dekat cih. Tidak tidak ini semua jelas sangat terpaksa di sana. Bullshit pokok nya bullshit! Namun beberapa saat bertepatan dengan tanda centang yang berubah warna menjadi biru, Reya lagi lagi mendengar dengusan dari pria itu _Ronal_. Merasa penasaran, Reya pun sedikit mengangkat kepalanya untuk melirik pria itu. Dan rupanya Ronal bahkan masih berada dalam posisi yang sama seperti sebelumnya, yakni memegang ponsel. Ganteng ganteng aneh! Pikir Reya meng judge begitu saja. 'Tauk lah!' Terserah saja dengan pria itu. Mau mendengus, mau jungkir balik, mau salto, mau rol depan belakang pokoknya semua pun bukan urusan Reya. Dan ketika Reya kembali lagi melihat ponsel, dia langsung di buat shock mengetahui bahwa ada pesan masuk yang datang. Dan tak lain lak bukan itu berasal dari bos Dhini. Reya bahkan hampir menjerit ketika melihat adanya pesan masuk. Meski pun pria Rivendra sepupu teman Reno itu hanya membalasnya dengan satu kata saja. ___ Pesan masuk +628xxx: 'Iya.' ___ Mendapat satu pesan itu saja sudah membuat Reya senang buka kepalang, karena itu berarti dia mendapat progres yang cukup baik menurutnya. Reya pun membalasnya, ___ +628xxx: 'Maaf untuk terakhir kali aku cuekin kamu.' ___ Hm ..., Seeperti Reya memang memerlukan kata maaf, agar hubungan keduanya kedepannya bisa berjalan lebih baik lagi. Dan begitulah Reya, seolah merobek mukanya sendiri tidak tau malu dengan semuanya. Drtt ... ___ Pesan masuk +628xxx: 'Iya.' ___ Reya memanyunkan bibir, kenapa sepupu teman Reno ini cuek sekali ya, dari tadi cuma membalas ya ya saja, sangat pasif. Malah malah mirip seperti pria yang duduk di ranjang depan sana itu _Ronal_. Eh enggak juga deng, kalau Ronal mah lebih parah, hanya ham hem ham hem saja, walaupun menurut Reya juga ada kala banyak bicara saat dia ingin, itu pun dengan kata kata pedasnya. ___ +628xxx: 'Boleh tanya nama nggak? Maaf ya aku to the point, biar lebih cepat deket aja hehe.' ___ Reya mengirimkan lagi pesan tersebut. Lalu dia mulai menunggu, Lima menit ... Sepuluh menit ... Lima belas menit ... Tidak ada balasan sama sekali di sana. Reya yang menunggu sampai harus di buat kesal di sana. Di baca sih, terbukti dari warna centang duanya sudah berubah menjadi biru, dan itu sudah terjadi sejak di menit pertama pesan masuk. Namun hingga lima belas menit tak ada balasan dari pria Rivendra sepupu teman Reno itu. Reya tak tau dirinya yang terlalu tidak sopan dan blak blakan dalam bertanya atau tidaknya. Namun yang pasti dia merasa memang perlu mengetahui nama sepupu teman Reno tersebut. Pasalnya tidak enak loh menyebutnya Rivendra Rivendra mulu. Dan nama itu salah satu perkembangan dasar dalam memulai tahap perkenalan. Padahal jika di jawab Reya juga akan langsung memperkenalkan dirinya sendiri. Cih ... Reya masih tidak habis fikir, di tanyai nama saja tidak di jawab. Sok jual mahalnya melebihi mahalnya Reya dulu bahkan. "Woo ... Dasar kampretnya," desis Reya tak sadar ternyata ikut menyuarakan menggunakan bibirnya tersebut. Reya keceplosan. "Hm?" Dan benar saja, setelah Reya mendengar suara gumaman dari pria di depan ranjang sana, Ronal. Reya yang terkejut panik sontak bangkit dari posisinya tidur menjadi duduk. Dia menatap lurus ke arah mata tajam Ronal yang saat ini juga tengah menatapnya tersebut. Dengan keadaan sedikit panik, Reya langsung saja menjelaskan agar tidak ada kesalahan fahaman karena Reya yang mungkin cukup mengganggu pria itu di sana. "Ah ah, maaf maaf, saya mengganggu ya. Ini saya terlalu bersemangat melihat postingan i********: haha. Maafkan saya." Jelas Reya yang harusnya tidak perlu berbohong sedetail itu. Tapi juga dia terlanjur mengatakannya, jadi ya mau bagaimana lagi. Mulanya tidak ada balasan dari pria itu, yang ada Ronal hanya diam saja dengan wajah datar dan menatap lurus ke arah nya. Makanya Reya ketar ketir sendiri jadinya. "Hm," Dan setelah mendengar gumaman dari Ronal itu lagi, akhirnya Reya pun dapat bernafas lega. Dia tidak berurusan dengan pria mengerikan itu di malam malam seperti ini. Dan karena perasaan sudah campur aduk, Reya memilih kembali membaringkan tubuhnya di atas ranjang, lali membanting ponselnya _sedikit_ di sampingnya. Reya memutuskan untuk tidak memperdulikan Rivendra sepupu teman Reno itu. Terserah saja kalau pria itu tidak mau menjawab untuk malam ini, karena yang pasti Reya tidak akan menyerah dengan begitu mudahnya. Reya akan berusaha lagi besok. Sebab untuk saat ini Reya juga sudah lumayan lelah, dan ingin memejamkan matanya tidur. Menunggu pesan tanpa kepastian rupanya semelelahkan itu ya. Dan begitulah akhir malam Reya hari ini, di tutup dengan Reya yang mengabaikan pesan masuk di sana. Yups ada pesan masuk yang datang dari nomor tidak ter-save itu. Namun tidak berangsur lama, karena pesan yang masuk langsung saja berganti menjadi sebuah tulisan lain. 'Pesan ini telah di hapus' Yang bahkan sebelum Reya sempat membacanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN