Entah keberapa kalinya Arini melihat Jamal datang dan pergi ke apartemen, membawa tumpukan berkas untuk Jagapathi. Pria itu tampak lelah, tapi tetap menyunggingkan senyum kecil saat keluar dari kamar Jagapathi, seolah beban kerja adalah hal biasa baginya. “Mas Jamal, sini dong, aku mau nanya sesuatu,” panggil Arini dari teras dekat kolam renang, tempat dia duduk menikmati angin malam sambil memandang hamparan kota Jakarta dari lantai apartemen yang sangat tinggi. “Kenapa, Mbak? Kangen sama saya, toh?” Dia bercanda sambil mendekat, meletakkan tas kerjanya di kursi sebelum duduk di sebelah Arini. Arini tertawa kecil, meski jelas ada sesuatu yang serius di pikirannya. “Kalau itu sih, enggak. Aku cuma mau ngobrol. Duduk yang bener deh, aku lagi butuh informasi.” “Wah, informasi? Ini kayakn