“Iya ihhh, gue di rumah lu! Lu kapan pulang sih? Betah bener di Yogyakarta? Masa gue nggak ada temennya di sini?” Paulina mengeluh sambil rebahan di tempat tidur kamar tamu yang nyaman, ponselnya menempel di telinga. Baru saja selesai makan siang, dia diminta oleh Srada untuk istirahat dulu. Kamar tamu di rumah keluarga besar Wiryodiningrat itu benar-benar mencerminkan suasana rumah Belanda kuno yang asri. Langit-langitnya tinggi dengan balok kayu jati yang kokoh, memberikan nuansa elegan dan lapang. Dindingnya dihiasi dengan jendela besar berbingkai putih yang menghadap ke halaman belakang, di mana pohon beringin tua berdiri megah, memberikan bayangan rindang yang menyejukkan. Tirai tipis berkibar perlahan tertiup angin, membawa aroma segar dari taman di luar. Di sisi ruangan, terdapat