Paulina berdiri dengan wajah tegang di depan meja resepsionis rumah sakit, mencoba segala cara agar diperbolehkan masuk ke kamar VIP yang dituju. "Tolong, Mbak, saya ini calon istrinya. Dia butuh saya sekarang," katanya, nada suaranya hampir memohon.
Namun, resepsionis itu tetap teguh dengan protokolnya. "Maaf, Mbak, nama Anda tidak terdaftar dalam daftar keluarga atau orang yang diizinkan masuk. Saya tidak bisa mengizinkan Anda masuk tanpa persetujuan dari pihak keluarga pasien."
Paulina menghela napas panjang, jantungnya terasa semakin berat. Perasaan frustrasi meluap, tapi dia berusaha menahan diri untuk tidak kehilangan kendali. “Mbak, tolonglah, saya benar-benar harus menemui dia. Saya janji nggak akan merepotkan.”
“Tetap tidak bisa, Mbak,” jawab resepsionis itu tegas, tanpa sediki
