Paulina menelan salivanya kasar ketika membaca undangan di grup angkatannya. Sebuah pesan berisi rencana reuni sebelum Natal dan Tahun Baru terpampang di layar ponselnya, lengkap dengan detail lokasi dan jadwal. Hanya satu tahun sejak mereka lulus, tetapi reuni ini seolah menjadi pengingat bahwa waktu tidak pernah benar-benar berhenti. Berbeda dengan teman-temannya yang kebanyakan sudah memulai karier, Paulina masih bergelut dengan skripsi. Ada perasaan malu yang menyelinap dalam dirinya, meskipun dia tahu Layla, sahabatnya, pasti akan memaksanya untuk datang dengan penuh semangat. Dia mematikan ponsel itu, meletakkannya di atas meja, dan beranjak ke dapur. Pikirannya masih bergulat antara rasa kesal dan ragu untuk ikut reuni, tetapi rutinitas memasak menjadi pelariannya. Dapur apartemen