Aku sejujurnya masih marah pada Tuan Ethan. Dan sangat ingin memarahinya sampai mulut ini berbusa. Namun ku merasakan getaran di ponselku yang mana itu telpon dari Morgan. "Halo!" Erlangga menatapku dengan tatapan bertanya, aku menerima telpon dari siapa. Aku mengabaikannya dan memilih melounspeaker saja. "Kamu di mana? Jovan mulai sadar. Aku enggak tahu kenapa dia lebih cepat sadar, padahal kan aku pikir dia akan sadar besok pagi!" "Kamu tahan saja di sana. Aku sudah berhasil membawa Tuan Ethan. Dan aku akan langsung ke istana saja." "Oh, tidak bisa sinta. Aku seorang pengusaha. Aku tidak mau imej ku buruk di mata masyarakat. Se cepat mungkin kamu urus dia, sebelum dia benar benar akan mencarimu." "Ok, baiklah!" Sialan laki laki ini. Ku segera menutup ponselku. "Dia siapa?" tanya E