Aku terbangun dengan diriku yang terasa lebih segar dan nyaman. Kulihat Erlangga sedang memijat pelan kakiku. "Kamu ngapain?" Aku sungguh malu, dan berniat menarik kakiku. Namun Erlangga menahannya. "Pijatan lembut sangat baik untuk kakimu. karena kamu seharian ini terus berbaring. Pijatan akan membuat darah mu lencar mengalir." dan memang rasanya lebih membuat kakiku nyaman dan enak. "Tapi masa pemimpin dangerous memijat kakiku?" "Lah, apa bedanya? kamu ini calon istriku, maka aku akan memperlakukan kamu dengan sangat baik." "Ngaco lah." "memangnya kamu enggak mau?" Aku tersenyum. "Aku mau bubur itu, kayanya enak banget." aku menghirup bubu diantas meja yang masih hangat dan penuh dengan daging ayam. "itu buburnya spesial ya?" Erlangga mengangguk. "Spesial banget, karena aku be