“Semakin kamu menyembunyikan kebohongan baunya akan semakin tercium dengan jelas.”
***
Sabrina menatap sinis dua lelaki di depannya. Sabrina tahu siapa keduanya. Mereka adalah atasan sahabatnya. Dua lelaki yang sangat berpengaruh di dunia bisnis dan bisa dikatakan keduanya adalah dalang kematian kedua orang tua Sabrina. Sabrina tidak peduli harus berpura-pura menjadi orang baik di samping Gya selama dia menemukan kebenarannya.
“Lelaki tidak akan tergoda dengan perempuan tanpa di undang.” jawaban Sabrina membuat keduanya tersenyum. Samuel dan Hansuke menatap Sabrina dingin. Mereka tahu seperti aa Bella Ar-Rasyid. Bagaimana Bella bisa bersikap murahan jika kepada Alden Jhonson saja dia jual mahal. Bella egonya sangat tinggi jika berhubungan dengan lelaki yang mencintainya sejak kecil. Alasannya, dia tidak melibatkan Alden dalam kehidupannya takut jika Alden akan terluka, tapi sahabat Samuel tidak akan selemah itu jika berhubungan dengan Bella. Samuel dan Hansuke bisa melihat perbedaan Bella dan Sabrina. Meski perempuan di depan mereka adalah sahabat kecil Gya, tidak menutup kemungkinan perempuan ini tidak melukai Gya di masa depan. Bisa saja dia adalah orang yang andil dalam permainan kehidupan mereka selama tiga tahun ini. Dugaan Samuel tidak akan pernah salah, tapi dia akan mencari kebenarannya setelah ini.
“Kamu bodoh sekali, Sabrina! Kamu hanya dimanfaatkan oleh Giorno dulu. Lihat perempuan ini? Perempuan ini lah selingkuhan kekasihmu dulu, bukan Bella. Seharusnya otakmu cukup pintar untuk menebak semua ini. Tapi kenapa kamu bodoh sekali?” sindir Hansuke membuat Samuel diam saja mengikuti permainan saudaranya. Samuel sejujurnya tidak tertarik permainan cinta perempuan di hadapannya. Yang dia mau hanyalah alasan Grady kenapa mengkhianati dirinya. Tapi, karena kedatangan perempuan ini semua jadi gagal. Samuel tidak bisa memaksa Grady untuk menjelaskan semuanya. Setidaknya Samuel mau mendengarkan alibi dari sahabatnya supaya dia tidak salah langkah di masa depan.
“Kalian akan bodoh ketika jatuh cinta. Dan aku tidak akan percaya omong kosong kalian semua! Giorno orang baik dan dia tidak akan mengkhianatiku.” Sabrina yakin Giorno tidak seperti yang mereka katakan! Selain masalah tabrakan dengan Bella masalah ini juga jadi alasan Sabrina membenci Bella dan hal ini hanya dia dan Tuhan yang tahu. Tapi kenapa dua manusia ini tahu permasalahan ini? Siapa mereka berdua sebenarnya?! Apa mereka tahu kejadian kala itu? Seingat Sabrina di TKP hanya ada dia, Bella dan Giorno tidak ada orang lain. Apa mungkin ada yang Sabrina lewatkan? Sabrina harus mencari tahu semuanya! Dia tidak mau Giorno tertangkap kedua manusia di depannya.
Samuel yang muak dengan jawaban Sabrina memilih undur diri, berbicara dengan Sabrina tidak akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Lebih baik dia bergabung dengan Alden yang tengah menunggu istrinya daripada perempuan seperti Sabrina. Ia merasa Sabrina seperti memanfaatkan situasi ini. Perempuan itu sengaja memutar-mutar pembicaraan supaya mereka tidak menemukan jejak Giorno. Menyebut nama lelaki sampah itu mengingatkan Samuel pada Greg Gionino yang bersembunyi dengan baik saat ini. Lepas insiden yang menimpa kakak pertama Bella selesai dengan baik, lelaki j*****m itu tidak pernah menunjukkan batang hidungnya. Lelaki itu seakan hilang di telan bumi. Baik Samuel atau pun Alden tidak akan melepaskan lelaki itu dengan mudah. Permainan sampah apa pun yang direncanakannya akan mereka gagalkan! Lihat saja, Samuel tidak akan tinggal diam.
“Orang baik ya? Orang baik tidak akan menghamili perempuan lain sampai dia bunuh diri, bukan?” sindir Hansuke membuat Sabrina menoleh padanya. Sabrina menegang ditempatnya saat Hansuke berjalan mendekati dirinya dan duduk di sampingnya.
“Mirna. Perempuan jalang yang selalu kami tiduri meninggal bunuh diri saat dia tengah hamil anak Giorno. Perempuan itu hamil ketika Giorno sedang dekat dengan kamu. Meski dia jalang kami, kami tidak pernah menyetubuhinya. Jalang yang kami sewa hanya duduk diam melayani minum dan makanan kami tidak untuk kami sentuh sejauh itu. Ya, walau terkadang kami suka memainkan bagian atas tapi tidak dengan bagian bawah karena kami tidak mau terkena penyakit kelamin dan menjegah perempuan yang datang meminta pertanggung jawaban. So, kamu tahu jawabannya bukan Giorno seperti apa? Jika kamu masih waras, katakan di mana dia berada atau malam ini akan aku buat kamu tidak melihat dunia. Gya tidak tahu bukan kalau kamu adalah orang yang membunuh kedua orang tuanya? Bahkan jika Grady tahu kamu lah dalang kematian kedua orang tuanya bagaimana ya reaksinya?” Bisikkan Hansuke membuat Sabrina benar-benar menegang di tempatnya. Tangannya gemetar saat Hansuke membisikkan rahasia besar yang selama ini dia sembunyikan.
“Bagaimana bisa kam—“
“Sabrina.. kamu bisa membodohi semua orang di sini. Tapi tidak bisa membodohiku. Andin kunci dari semua masalah ini. Hari ini akan aku temui dia, aku yakin dia akan menceritakan semuanya.” Hansuke beranjak dari tempatnya dan berdiri di dekat pintu.
“Lakukan saja. Andin tidak akan berbicara apa pun pada kamu karena aku akan membuatnya melakukan semua itu.” Sabrina sudah kembali seperti awal. Ketakutannya sudah hilang entah ke mana dan Hansuke tidak buta pasti yang dia ajak bicara saat ini adalah alter ego perempuan itu. Hansuke kenal dengan beberapa alter ego orang lain termasuk Marcelle Ar-Rasyid dan Alden Jhonson. Sayangnya alter ego Alden sangat sulit di tebak dan tidak semua orang bisa melihat alter egonya.
“Kalau begitu, akan aku buat kamu membuka mulutmu. Di mana Giorno sekarang?! Atau aku sebarkan rekaman ini!” Hansuke melempar ponselnya ke arah Sabrina. Ponsel yang berisi rekaman yang tentu saja membuat Sabrina tidak bisa berkutik di tempatnya.
“Mau kamu apa?” tanya Sabrina yang sepertinya paham permainan Hansuke. Sabrina tidak bisa terjebak lebih lama di sini. Dia harus mencari jalan keluarnya!
“Jelaskan kejadian di mana Andin hamil anak Grady. Jika memang kamu terobsesi dengan Grady pasti kamu tahu bukan masalah itu?” Hansuke melihat Sabrina menarik nafasnya.
“Aku tidak tahu kejadian itu! Yang aku lakukan di masa lalu hanyalah satu. Jika kamu mau mencari tahu hal itu tanyakan saja pada Andin. Tapi, aku yakin dia tidak akan mengatakannya karena dia juga tidak mau melibatkan anaknya dalam situasi ini. Kamu mencari siapa dalang atas kemalangan Andin, aku juga mencari dalang atas kematian kedua orang tuaku. Jika yang dikatakan Giorno di masa lalu benar siapa dalamg kematian kedua orang tuaku, maka aku tidak menyesal membunuh kedua orang tua Gya. Bukan kah semuanya adil? Sangster merenggut kedua orang tuaku dan aku merenggut kedua orang tua sahabatku sendiri. Menyenangkan bukan?” Hansuke tersenyum. Ternyata lawan bicaranya saat ini memang lebih gila dari apa yang ada dalam bayangannya. Hansuke pikir Sabrina hanyalah orang sok kuat tapi ternyata perempuan ini ada bakat jadi kaum-kamu psikopat.
Hansuke tidak jadi keluar. Dia duduk kembali di tempat duduk awal—sebrang Sabrina—sambil memainkan cincin di jari telunjuknya.
“Seberapa yakin kamu, jika kedua orang tua Gya membunuh kedua orang tua kamu?” Hansuke tersenyum tipis di tempatnya. Cincin yang digunakan ini akan mengantarkan rekaman ke seseorang yang dia percayai.
“Malam Natal. Kedua orang tua Gya mendatangi kediaman keluargaku dan aku melihat keduanya keluar dari sana setelah itu aku pulang kedua orang tuaku sudah tidak bernyawa. Jika kamu tidak percaya cek rekaman ini.” Sabrina mengembalikan ponsel Hansuke dan menunjukkan rekaman di ponselnya.
“Perempuan bodoh! Apakah kamu melihat rekaman medis saat terakhir kali? Apa yang dokter katakan pada kamu mengenai jam kematian keduanya?” pancing Hansuke.
“Tentu saja jam 21.45 adalah jam kematiannya.” Hansuke tertawa terbahak-bahak di tempatnya.
“Kedua orang tua Gya keluar dari kediaman kamu pukul 20.45 ada rekaman 1 jam yang menghilang dari kediaman kamu dan kamu sudah menuduh keluarga sahabat kamu sendiri sebagai pembunuh? Di mana otakmu, Sabrina! Bella wajar bersikap jahat padamu mungkin karena dia sudah tahu kejahatan yang kamu sembunyikan di wajah cantik kamu itu. Ah, apa mungkin kamu adalah dalang dari kematian ibunya Bella? Secara kamu sangat iri dengan kehidupannya?” sindir Hansuke yang sengaja memancing emosi Sabrina.
“Sialan kau! Aku tidak pernah menyentuh keluarga Bella! Aku masih sadar diri mereka andil dalam kehidupanku sekarang ini. Yang seharusnya kamu wawancarai itu bukan aku! Tapi Gya! Kedua orang tuanya lah pembunuh. Bahkan dia tega membunuh ibu kandung Samuel Aldebaran. Apa kamu bodoh! Kejadian tiga tahun lalu itu berhubungan dengan keluarga kalian juga!” teriak Sabrina marah. Hansuke malah menikmati semua perubahan Sabrina begitu juga seseorang yang menyaksikan rekaman pembicaraan keduanya.
“Sabrina narasi cerita kamu bagus sekali ya? Ibu kandung Samuel memang meninggal dihari yang sama dengan kedua orang tua Gya, tapi bukan mereka pelakunya. Tapi kamu. Kamu yang menyebabkan kecelakaan besar itu. Dan kamu yang memanipulasi semuanya, benar bukan tebakanku?” Sabrina memegang kepalanya. Hansuke tidak peduli dengan teriakan kesakitan perempuan itu. Jika memang Sabrina lupa ingatan akan kejadian itu sangat mustahil. Kecuali seseorang menghapus ingatannya. Hansuke akan mencari tahu semuanya!
“Arghhhhh sakitttt…”
****
Gya menatap kedua sahabatnya yang sibuk makan tanpa mau memulai pembicaraannya. Karena keduanya tidak memulai maka Gya berinisiatif memulai pembicaraan.
“Jadi, kenapa kita di sini?” tanya Gya membuat Bella menoleh pada Angel dan mengode perempuan itu untuk menjawabnya. Sepertinya mood Bella masih hancur makanya tidak mau menjawab pertanyaan Gya langsung.
“Ekhem.. kamu kenal Giorno?” tanya Angel dengan wajah seriusnya.
“Giorno? Siapa dia? Aku tidak kenal ada lelaki bernama itu di sekitarku.” jawaban Gya membuat Angel menganggukkan kepalanya. Dugaan mereka berdua benar selama ini. Gya tidak mengenali siapa Giorno dan besar kemungkinan Sabrina sialan itu pasti mengenalinya.
“Ada apa memangnya dengan lelaki itu?” tanya Gya serius.
“Lelaki itu hampir melecehkan Bella di masa lalu. Makanya kami meminta kamu untuk berjaga-jaga. Jika ada lelaki itu tolong segera hubungi kami, atau kalau tidak bisa minta bantuan Kakak kamu. Karena lelaki itu sangat gila.” penjelasan Angel diangguki oleh Bella. Gya menatap Bella tersenyum, “Maafkan Sabrina ya. Dia masih egois seperti dulu.” Bella meletakkan sendoknya dan menatap lurus Gya. Bella tidak suka mendengar Gya yang meminta maaf untuk sahabat sampahnya. Sahabat yang menjadi alasan rasa sakit Gya nantinya.
“Jangan bicarakan jalang itu! Lagi pula sebaiknya kamu jaga jarak dengannya. Dia bukan Sabrina yang dulu.” perkataan Bella dibalas senyuman oleh Gya. Gya tahu Bella pasti masih kesal dengan Sabrina. Makanya Bella yakin sekali mengatakan hal itu. Padahal Bella yang seperti ini pasti ada alasannya. Dulu waktu Gya diminta menjauhi teman kampusnya, Gya menyadari jika temannya memanfaatkannya dan mengkhianati dirinya, beruntung masih ada Aluna yang selalu ada di sisinya kala itu. Tapi, jika Bella meminta dia menjauhi Sabrina tidak mungkin bukan ada hal buruk yang Bella temukan dari sahabat kecilnya itu?
“Benar, Gya. Kamu sebaiknya hati-hati dengan Sabrina. Musuh paling jahat adalah musuh yang mengatasnamakan pertemanan.” Angel mencoba meyakinkan Gya tapi sepertinya perempuan itu belum mempercayai keduanya.
“Tenang saja aku akan hati-hati. Dan aku yakin Sabrina tidak seperti yang kamu pikirkan, Bel.”
“Hem..”
Melihat Gya tidak mempercayai mereka. Membuat Bella mau pun Angel memilih untuk diam melanjutkan makanannya. Keduanya yakin lambat laun kejahatan Sabrina akan terbongkar dan mereka tidak akan membiarkan perempuan itu melukai Gya seujung kuku pun! Karena Bella dan Angel tidak akan membiarkan penjahat melukai sahabat mereka.
***