Malam merangkak larut, hujan turun dengan tiba-tiba dan membuat suhu udara menurun drastis, dingin menusuk tulang. Emi terbangun dari tidurnya, dia melempar pandangannya ke luar jendela dan melihat hujan turun dengan derasnya. Detik itu dia teringat pada Rianna. “Apa dia sudah pulang?” gumamnya. Emi melirik ke arah Arron yang tertidur lelap bertelanjang d**a, dadanya turun naik dengan teratur, tanda dia sudah sepenuhnya masuk ke alam mimpi. Perlahan Emi turun dari ranjang, selimutnya tersibak menampilkan tubuhnya yang masih tak berbusana setelah melayani suaminya. Tangannya terulur menarik kimono tipis, dipakainya dan mengikatnya dengan rapi, memastikan tidak terlepas sembarangan karena dia berniat keluar dari kamar. Tak lupa dia memakai luaran yang lebih tebal untuk menutupi bentuk tubu