*** Kelopak mata Beverlyn merapat, bibir bawahnya refleks tergigit. Ia tidak berusaha menghindar, justru menerima setiap rangsangan dengan tubuh yang perlahan menegang karena aliran sensasi itu. Suaranya lirih, nyaris hanya berupa bisikan, “Aku tidak perlu meminta … karena pada akhirnya kamu akan melakukannya sendiri.” Oscar terkekeh kecil karena jawaban perempuannya. Suara tawanya terdengar rendah, dalam, dan menggetarkan telinga sang istri. Ia menempelkan bibir ke sana, mengecup pelan, sekali, dua kali, hingga desahan halus lolos dari bibir Beverlyn tanpa bisa ia tahan. Hembusan napas hangat pria itu di telinganya membuat kulit Beverlyn merinding, bulu kuduknya seketika berdiri, seolah tubuhnya dikuasai sepenuhnya hanya oleh pria itu saja. Tubuh Beverlyn tetap di posisi semula, rapa