*** Beverlyn sempat memejamkan mata, yang wajahnya memanas saat merasakan perubahan di dalam tubuhnya. Ia sadar benda itu kembali menegang, mengganjal penuh hingga membuatnya sedikit tidak nyaman karenanya, sekaligus mengingatkan bahwa Oscar belum selesai. Laki-laki itu menempelkan keningnya di bahunya, napasnya berat, tubuhnya sedikit bergetar, yang juga disadari olehnya. “Erlyn…” suaranya serak sekali terdengar, penuh nafsu yang meledak-ledak, seakan tak bisa lagi menahan diri. Tangannya yang besar mencengkram pinggang ramping itu, menahan keras agar tubuh perempuan itu tetap melekat padanya. Ia tidak peduli lagi, yang ia tahu hanya ingin melahap habis setiap inci tubuh molek itu, mencicipinya tanpa sisa. “Kau yang memulai semua … don’t you dare run now.” Suara Oscar itu berbeda sekal