*** Coba bayangkan, betapa jengkelnya berada di posisi pria itu. Betapa sakitnya jadi Oscar Grey Kingston. Rasanya seperti bumi dijatuhkan tepat di atas kepalanya, saking sesaknya situasi kali ini. Untuk sesaat ia tak bicara. Hanya tatapan dingin yang lurus menusuk ke arah perempuannya, lengkap dengan rahang yang mengeras kuat. Tiga minggu ia disiksa oleh bayang-bayang perempuan itu. Tiga minggu berusaha mati-matian agar tetap fokus mengerjakan semua pekerjaannya. Selama itu pula Oscar menahan diri, menjaga kewarasannya supaya tidak melakukan satupun kesalahan. Namun, di antara bayangan manis yang terus menghantuinya, Oscar nyaris gila. Rasanya berlebihan jika dikatakan tak ada satu menit pun tanpa memikirkan Beverlyn. Tapi, ironisnya, memang begitu adanya. Kadang malam hari, ketika i