*** “Oscar, aku mau pulang ke rumah. Juga kembalikan ponselku.” Nada Beverlyn terdengar kesal, wajahnya jelas-jelas menunjukkan rasa tidak suka. Bagaimana tidak? Calon suaminya itu tiba-tiba saja memutuskan sesuatu tanpa bertanya sama sekali. Menginap di hotel. Begitulah ucap Oscar, dan sontak membuat darah Beverlyn naik. Menyebalkan sekali rasanya menghadapi sikap seenaknya pria itu. Terlebih sejak tadi Oscar terlalu aktif, membuat jantung Beverlyn hampir copot berkali-kali. Baru saja lengah sedikit, bibirnya sudah dicium habis-habisan oleh sang mafia tanpa ampun. Masalahnya, Beverlyn tidak bisa membohongi diri sendiri. Dia bukannya tidak suka—sebaliknya, tubuhnya malah ikut hanyut menikmati. Justru itu yang membuatnya semakin tidak nyaman: reaksi tubuhnya sama sekali tidak bisa melaw