“Gimana? Kenapa tadi lama banget?” Hesti membawakan dua gelas teh hangat ke ruang tengah usai makan malam. Alya baru tiba di rumah menjelang jam makan malam dan tidak mengatakan sepatah kata pun hingga sekarang. Ia meneguk teh hangat buatan mamanya, baru kemudian menghadap Hesti dengan ekspresi pelik. “Ada apa?” tanya Hesti lembut. Ia tahu putri bungsunya ini sulit membuka diri pada orang lain. Alya memang memiliki mekanisme mental yang membuatnya sulit terbuka mengenai kelemahannya pada orang lain. Tapi malam ini, ia jelas butuh masukan dari orang yang lebih bijak dan berpengalaman. “Sidang mediasinya ditunda,” ucap Alya setelah menimbang beberapa saat. Hesti mengangguk kecil, sama sekali tidak terlihat terkejut. “Kenapa?” “Ethan sakit. Lebih tepatnya … pingsan.” Kali ini Hesti mem