Rhea bersandar di bingkai pintu sambil mendadahkan calon suaminya. Drian tampak mengantuk sekali sedang Rhea sudah tidak berniat tidur. Siapa yang menyangka bahwa di saat tidak ada Papa, Savi dan Mamanya, Drian justru tidak memaksa tidur bersama seperti kemaren. “Kenapa?” tanya Drian yang sudah kelelahan pada Rhea yang tersenyum geli padanya. Tanpa mengeluarkan suara, Rhea menggeleng dan kembali menggerakkan tangannya ke kiri dan ke kanan sebelum akhirnya menutup pintu kamar. Setelah pintu tertutup, Rhea tidak beranjak karena pikirannya tiba-tiba terlempar pada kejadian beberapa tahun yang lalu. Rhea ingat sekali bahwa tidak hanya mengunci pintu kamar, dia dengan tubuhnya yang bisa dibilang kekurangan gizi itu sanggup memindahkan meja rias demi menghalangi Om Drian kalau-kalau beliau ber

