“Kenapa?” Tangan pria itu meggantung di udara karena Rhea tidak kunjung membuka mulutnya. Iya, Drian sedang menyuapi pacarnya saat ini. Rhea melirik sekeliling kemudian berdeham sebelum membuka mulutnya, menerima suapan Drian. “Aku udah ga ngurusin pekerjaan, ‘kan, Rhe?” “Bukan masalah ngurusin pekerjaan. Kamu berhak ngurusin pekerjaan.” “Terus?” “Kenapa aku merasa jalan sama kamu yang bukan siapa-siapa ini, justru lebih jadi bahan tontonan? Dulu waktu jalan sama kamu yang aktor kesayangan semua orang, ga serame ini.” “Aku bukan siapa-siapa? Aku CEO baru perusahaan sejak delapan bulan yang lalu. Tentu saja lebih rame sekarang dari pada dulu.” Drian terkekeh melihat bagaimana bukaan mata Rhea menjadi lebih lebar dari yang sudah-sudah. Tentu saja orang-orang melihat mereka bukan ka

