[21+ part] Ruangan itu begitu luas, dinding kaca menjulang dari lantai hingga langit-langit, menyuguhkan panorama Jakarta siang hari. Dari lantai tertinggi gedung pencakar langit itu, kota tampak kecil, seolah seluruh dunia berada di bawah kendali satu orang. Dan orang itu kini duduk di balik meja hitam panjang dengan permukaan mengilap: Sean Mahardika. Jasnya rapi, dasinya berwarna abu-abu gelap, jam tangannya berkilau memantulkan cahaya matahari. Senyum tipisnya menyambut Gwen yang berdiri kaku di ambang pintu, matanya membulat tak percaya. “Welcome, Miss Gwen Astari,” ucap Sean, suaranya berat, tenang, sekaligus menusuk seperti bariton rendah yang mengisi seluruh ruangan. Gwen tak bergerak. Napasnya tercekat. Kata-kata Arinda tentang Éclat Jewelry, brosur elegan dengan logo emas yan

