"Ada apa Sayang, kenapa kamu menangis?" Tanya Sultan setengah berbisik. Mendengar Jingga menangis membuatnya cemas. "Mas, aku ngeflek." Suara Jingga samar didengar suaminya karena tangisnya masih terus berlanjut. "Apa? Kamu kenapa Sayang? Bicaralah yang jelas. Pelan-pelan saja jangan sambil menangis. Mas nggak bisa dengar, Sayang." Pria yang semula telah membuka mapnya bersiap untuk melakukan presentasi itu tanpa sadar meninggalkan kursinya dan berjalan ke arah jendela. "Aku ngeflek Mas." Barisan kata itu akhirnya terdengar jelas disusul tangisan yang terdengar makin keras. Dahi Sultan semakin berkerut dalam. Kenapa juga istrinya itu menangis hanya karena masalah flek. Lagi pula ia tak melihat ada satu titik pun noda hitam di wajah istrinya yang seputih rembulan itu. Sultan menggar

